Menulis, Siapa Takut

 Resume             : Hari ke-9 KBMN PGRI 28

Hari/tanggal       : Jumat/27 Januari 2023

Tema                 : Menulis Itu Mudah

Narasumber       : Prof.Dr.Ngainun Naim

Moderator          : Lely Suryani, S.Pd. SD.







Salam Literasi

    Writing is Easy??? Hemmm siapa bilang. Menulis itu semudah berkata, semudah bernafas, semudah kita menggerakkan kaki mengikuti irama. Masih kesulitan menulis. Pada pertemuan ke-9 KBMN PGRI 28  semua pertanyaan dan kegundahan kita tentang menulis akan dipaparkan oleh pakarnya yaitu Bapak Prof.Dr. Ngainun Naim dan dimoderatori oleh Ibu Lely Suryani, S.Pd.SD. 

Tak kenal maka tak sayang, berikut profile pemateri malam ini yang luar biasa.

    BIODATA

Nama

:

Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I.

Tempat Tanggal Lahir

:

Tulungagung, 19 Juli 1975

Alamat Kantor

:

IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung 66221.

Alamat Rumah

:

Parakan RT 11 RW 04 Trenggalek

Pangkat/Jabatan/Golongan

:

Pembina Tk. 1/Guru Besar/(IV/b)

No Telp.

 

 

Kantor

:

0355-321513

HP

:

081311124546

NPWP

:

49.655.706.7-629.000

Rekening

:

BNI Tulungagung

0707402867

 

BRI Tulungagung

0110-01-005262-53-1

e-mail

 

naimmas22@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal

 

§  SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun 1988

§  MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991

§  MAN Denanyar Jombang, lulus tahun 1994

§  S-1  STAIN Tulungagung, lulus 1998

§  S-2  Studi Islam Universitas Islam Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.

§  S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2011.

Karya Tulis Buku

 

1.      Menulis Itu Mudah (2021)

2.      Islam Radikal dan Deradikalisasi (2020).

3.      Aktualisasi Pemikiran Islam Multikultural (Akademia Pustaka, 2020).

4.      Literasi dari Brunei Darussalam (Akademia Pustaka, 2020).

5.      Spirit Literasi (Akademia Pustaka, 2019).

6.      Teraju (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017).

7.      Proses Kreatif Penulisan Akademik (Akademika Pustaka, 2017).

8.      Merawat Nusantara (Malang: Genius Media, 2017).

9.      Menipu Setan, Kita Waras di Zaman Edan (Jakarta: Quanta, 2015).

10.  The Power of Reading (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013).

11.  Character Building (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).

12.  Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi, Cet. IV (Yogyakarta: Arruzz-Media, 2008).

13.  Islam dan Pluralisme Agama (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014).

14.  Self Development: Personal, Sosial, dan Spiritual (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2015).

15.  35 Kompasianer Merajut Indonesia (buku bersama) (Jakarta: Kompas, 2013).

16.  Merajut Kerukunan Antarumat Beragama (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2012).

17.  Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: Gre Publishing, 2011).

18.  Sejarah Pemikiran Hukum Islam (Yogyakarta: Teras, 2009).

19.   “Resiko Menawarkan Pemikiran Liberal”, dalam Ulil Abshar-Abdalla, dkk, Islam Liberal dan Fundamental: Sebuah Pertarungan Wacana (Yogyakarta: eLSaQ, 2003).

20.  Teologi Kerukunan, Mencari Titik Temu dalam Keragaman (Yogyakarta: Teras, 2011).

21.   “Krisis dalam Dunia Pendidikan, Dimensi Kemanusiaan, dan Pengembangan Nalar Spiritual”, dalam Akhyak (ed), Meniti Jalan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).

22.  Rekonstruksi Pendidikan Nasional, Membangun Paradigma yang Mencerahkan (Yogyakarta: Teras, 2009).

23.  Konservasi Lingkungan Berbasis Tradisi (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2011).

24.  Spirit Literasi (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019).

25.  Resolusi Menulis (SPN Grup, 2017).

26.  The Power of Writing (Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2015).

27.  Dan beberapa buku lainnya.

 

Jumlah semua buku 47 judul

    Seperti tema malam ini bahwa menulis itu mudah. Lho kok bisa ? Bisa banget, seperti yang dikatakan oleh narasumber bahwa menulis itu tidak gampang juga tidak susah, resepnya ada beberapa.

(1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami

.Nulis apa ? Menulis hal-hal sederhana yang kita alami. Pengalaman kita sehari-hari merupakan sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan. Tidak perlu takut salah dan tidak perlu takut jelek, tulis saja intinya.

(2) Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit

Hal tersebut bisa menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis itu ya nulis., keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. 

- Terus saja menulis 

- Selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu dan simpan di komputer.  - 

- Jangan dibaca dulu. cari suasana psikologis yang berbeda. Istilahnya ENDAPKAN DULU.

- Saat berbeda, misal nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca.

- Cermati kalimat demi kalimat.

- Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah.

- Jika ada typo, perbaiki

- Bacalah hasil tulisan kita sebelum diposting untuk meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita karena tulisan kita merupakan rekam jejak kita

(3) Menulis tentang perjalanan

Jenis tulisan  ini juga mudah dibuat. Apa yang kita alami di perjalanan sangat mudah untuk dijadikan bahan tulisan, karena mengalami secara langsung.

(4) Menulis secara ngemil. Ya....ngemil layaknya makan kacang bawang. sedikit-sedikit asalkan rutin dan konsisten.

Sesi Q and A

1) Cara mengajak orang lain untuk mau menulis

Bukannya mengajak tetapi kita harus bisa menjadi teladan dulu bagi mereka dengan memberikan bukti secara nyata sehingga mereka akan terinspirasi dan akhirnya mengikuti jejak kita.

2) Cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.

Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Awali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.

3) Cara agar menulis itu benar-benar mudah

Langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Seseorang bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Beberapa kali jatuh, tetapi akhirnya benar-benar mudah tidak perlu  mikir. Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari. Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.

4) Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat atau suka-suka kita ?

 Semua tergantung dimana kita menulis. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak

5) Sepertinya menulis itu memang mudah namun sering kali, kita terjebak dengan ego kita, lalu .bagaimana menyikapinya?

Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Setiap penulis mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, kita harus  mengabaikan itu. Pokoknya  menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Harus  terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis

6) Jika nulisnya nyicil sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Cara untuk mengatasinya sbb:

Biasakan membuat TEMPLATE atau semacam ancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: EMPAT HAL YANG MUDAH DITULIS. 

- Paragraf satu: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit?

- Paragraf 2: Menulis yang dialami.

- Paragraf 3: Menulis Perjalanan

- Dan seterusnya.

Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana.

 Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode NYICIL

7) Kalau kita menulis setiap hari secara Ngemil...apakah dengan judul yang berbeda bisa d buat sebuah buku?

Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku yang merupakan kumpulan dari menulis setiap hari.

8) Ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami atau mengangkat tema yang tengah booming?

Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi tidak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita mampu.

9) Bagaimana cara memunculkan ide supaya bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda, intinya punya kesan yg lebih bermakna?

Banyak membaca. Banyak berlatih. Terus menulis.  Tidak ada yang instan.

10) Apakah ada hal yang bisa dilakukan sebagai penulis pemula agar bisa rileks menulis ?. Terkadang konsentrasi buyar disaat asik menulis namun tiba-tiba ada gangguan datang. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. 

Untuk bisa rileks kita harus berusaha menikmati semua yang dikerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, maka hampir yakin ketika banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis. Konsentrasi itu soal latihan. Sebaiknya memang ketika menulis, HP dimatikan. Itu gangguan terbesar. Jadi fokuslah dan teruslah berlatih.

11) Menyiasati nafsu banget pengin nulis yang berat berat, tetapi justru hasilnya gak pernah selesai  tulisannya.

Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola.  Turunkan target jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya.

12) Metode nulis ngemil bagi pemula apakah efektif ?

Metode itu alat. NGEMIL itu metode. Efektif atau tidak itu ya tergantung kita yang menerapkan. Tentu berbeda bagi tiap-tiap penulis maka dari itu bagi pemula nulis  dengan metode ngemil cukup ini cukup  efektif. Tinggal disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. 

13) Jika menulis dari hal-hal yang kita alami, apabila yang kita alami begitu datar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, bagaimana tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca? Bagaimana menjadikan cerita tidak spesial menjadi spesial ?

Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa

14) Kapan kita harus mengutip karya orang lain? bagaimana tips mengutip karya orang lain?  Bagaimana mensiasati buku rujukan harus yang terbaru, sedangkan buku cetak terbitan lama?

Kapan harus mengutip? Ya ketika kita memang merujuk ke pikiran orang lain di sebuah buku. Jika itu memang murni pikiran kita ya tidak perlu mengutip. Syaratnya harus betul-betul pikiran kita. Sekarang ini tersedia banyak sumber referensi online.

https://scholar.google.co.id/

https://www.mendeley.com/

https://www.academia.edu/

Di situs itu banyak buku dan artikel yang bisa kita download gratis. Itu mengatasi buku cetak lama

15) Apakah ada etika menulis secara online? karena tulisan kita dibaca oleh orang banyak, takutnya ada yang tersinggung dsb ?

Sepanjang tulisan itu  tidak bertentangan dengan SARA, ya tidak masalah. Musuh terbesar penulis itu diri sendiri. Misalnya takut, malu, kuatir dan sejenisnya jika tulisan kita diposting. Jika ingin jadi penulis, abaikan hal-hal semacam itu. Dikritik, biasa. Itu sarana untuk memperbaiki tulisan kita. Riview dan kritikan justru itu jalan untuk maju.

17) Cara untuk mempertahankan ide supaya tidak lupa.

Segera eksekusi. Manfaat jeda waktu. Jaga semangat. Yakinlah bahwa menulis itu memberikan barakah hidup

18) Tidak ada patokan. atau sifatnya kondisional menulis dulu baru menentukan judul, atau menentukan judul baru menulis.

19) Tulisan harus mengalir begitu saja dan diusahakan  ada kandungan manfaat atau hikmah untuk pembaca. Bagaimana jika merasakan bahwa sebuah tulisan itu terasa kosong ?

Kunci utamanya ada pada persepsi. Persepsi setiap orang berbeda sesuai kondisi. Sebagai contoh bagi yang sehat traveling itu menyenangkan tetapi bagi yang kurang enak badannya traveling terasa sangat menyiksa. Berikut ini gambaran tentang penulisan perjalanan.

Beberapa dasar teoretik tentang menulis perjalanan

.Pertama, transportasi yang kita gunakan. Ini bisa bercerita tentang apa transportasi yang digunakan, bagaimana jalurnya, apa saja yang mesti dipersiapkan, dan sebagainya.

Kedua, kuliner. Setiap daerah memiliki menu makanan khas. Menu makanan ini biasanya menjadi sasaran para pejalanan. Belum lengkap sebuah perjalanan ke suatu daerah sebelum mencicipi kulinernya.

Ketiga, penginapan. Bagi traveler, penginapan sangat penting. Tempat menginap merupakan bahan tulisan yang sangat melimpah. Kita bisa menulis hal-ikhwal penginapan tempat kita bermalam dan beristirahat. Aspek-aspek penginapan diulas, mulai lokasi, kamar, menu makan, dan hal-hal lain yang terkait.

Keempat, oleh-oleh khas. Ini juga bahan menulis yang baik. Banyak hal yang bisa ditulis, mulai dari di mana mendapatkannya, apa rasanya, dan banyak hal lainnya lagi.

Kelima, destinasi yang dikunjungi. Sebagaimana yang lainnya, kawan-kawan bisa menulis destinasi yang dikunjungi. Buka mata, pikiran, dan hati untuk menyerap hal-hal unik yang bisa ditulis. 

Manfaaat dari menulis tentang perjalanan adalah:

Manfaat pertama adalah mengabdikan perjalanan. Foto-foto kita di handphone sangat penting untuk mengabadikan hal-hal yang indah

Manfaat kedua, sebagai informasi bagi pembaca. Tidak semua orang memiliki pengalaman yang sama sebagaimana kita yang melakukan perjalanan. Catatan perjalanan, meskipun mungkin kita anggap sebagai hal sederhana, sangat mungkin banyak sekali manfaatnya bagi pembaca. Tulisan kita bisa menjadi penerang bagi pembaca yang membutuhkan informasi.

Manfaat ketiga, melepaskan ketegangan. Perjalanan tidak selalu menyenangkan. Kadang justru stress karena satu dan lain hal. Tujuan awalnya ingin melakukan perjalanan dan mendapatkan kegembiraan tetapi justru bukan kegembiraan yang didapatkan.

Manfaat keempat adalah mendapatkan uang. Banyak penulis perjalanan yang justru menangguk untung ganda. Review destinasi wisata atau makanan, misalnya. Tentu butuh konsistensi dan perjuangan agar kita bisa menangguk untung.

Manfaat kelima, amal jariyah. Beramal itu tidak harus dalam bentuk uang atau materi. Tulisan itu, sepanjang diniati sebagai ibadah, Insyaallah akan menjadi amal jariyah kita

20) Bagaimana supaya tulisan yang kita tulis dimuat di jurnal. Karena Kompasiana tidak bisa jadi angka kredit kalau jurnal sudah pasti bisa ? 

Jurnal ilmiah yang baik memiliki mekanisme kerja yang jelas dan teratur. Naskah yang masuk akan ditelaah editor. Jika tidak memenuhi syarat akan dikembalikan. Jika memenuhi syarat akan dikirim ke reviewer. Hasil telaah reviewer akan memberikan catatan, mulai bisa terbit, revisi minor, revisi mayor, atau ditolak. Semua kemungkinan itu terbuka dan sebaiknya disikapi biasa saja. Intinya diterima atau tidak ya menyesuaikan dengan prosedur yang sudah ada, kalau memenuhi ya dimuat tetapi kalau tidak ya ditolak.  

21) Banyak sekali yang ingin saya tulis, dan kalimat demi kalimat sudah berlalu lalang di kepala....tapi untuk menuangkan menjadi tulisan sulit rasanya. Lalu dipaksa untuk menulis namun kalimatnya jadi tidak runtut. Bagaimana cara mengatasinya ? 

Menulis itu ada tahapan setelah menuangkan ide dalam kalimat, yaitu EDITING. Di sini tugas kita merapikan yang tidak runtut. Menyambungkan yang tidak nyambung. Jadi kalau saat menulis masih kacau tidak apa-apa. Nanti kita perbaiki saat editing

- Kalau kita menulis kegiatan orang lain, atau pengalaman hidup orang lain , apakah dalam etika menulis  itu dibolehkan.? Apakah ketika kita menuliskannya  disebutkan  nama , tempat dll nya ....seperti sebuah berita?  Sebaiknya izin ke orang yang bersangkutan, tulisan dibuat memoar atau fiksi (tidaka menyebutkan identitas asli)

22) Adakah syarat atau ketentuan agar tulisan bisa dimuat di jurnal?

Pertama-tama cek template. Ini menjadi semacam cetak biru. Jadi harus dipatuhi betul. Jika tidak dipatuhi hampir dapat dipastikan ditolak meskipun substansi yang diusung cukup baik.

Kedua, tulisan tidak masuk scope jurnal. Misalnya, tulisan kita bidang pendidikan, lalu dikirim ke jurnal komputer. Tentu saja tulisan kita akan ditolak, meskipun isinya bagus.

Ketiga, tulisan tidak fokus. Apa saja masuk. Pembahasannya bertele-tele dan tidak jelas.

Keempat, jumlah kata kurang atau lebih dari ketentuan. Jika jurnal menentukan 4.000-5.000 maka harus ditaati. Jika lebih atau kurang, besar kemungkinan artikel akan ditolak.

Kelemahan artikel, sehingga membuka peluang untuk penolakan sbb :

Pertama, bertele-tele. Apa yang dibahas tidak jelas fokusnya. Apa saja bisa masuk, bahkan kadang tidak signifikan dengan topik yang ditulis.

Kedua, penulis yang baik harus memahami siapa yang akan membaca artikelnya. Tentu bukan data pasti, tetapi paling tidak memprediksi siapa pembaca sasarannya. Banyak penulis yang melupakan target pembacanya. Jika target pembaca di luar bidang kita atau beririsan dengan bidang lain maka istilah-istilah asing perlu dijelaskan.

Ketiga, berorientasi pada kuantitas, bukan kualitas. Artikel jurnal itu seharusnya berisi tulisan yang berkualitas. Bagian demi bagian berbobot, bukan asal tebal.

Keempat, tidak padu antar bagian. Koherensi menjadi kunci penting dalam menghasilkan tulisan yang baik. Antar kalimat padu. Antar paragraph padu. Demikian juga antar bagian. Semuanya merupakan satu kesatuan.

Kelima, ide melompat antar paragraf. Idealnya paragraf satu dengan paragraf yang lainnya saling terhubung, bukan terpisah-pisah. Keterhubungan ini penting agar sinkron dalam keseluruhan isi tulisan.

Keenam, pengulangan, baik ide atau kalimat. Pengulangan menunjukkan bahwa sebuah artikel itu kurang efektif.  

23) Ngemil menulis sering dilakukan baik di blog, kompasiana, maupun di komputer saja. Tapi, ketika dipilah2 untuk menjadikannya sebuah buku,  malah bingung untuk membuat judul yang tepat. Bagaimana menentukan judul buku yang tepat dari cemilan tulisan ? 

Bisa memakai judul umum. Misalnya KOMPILASI CATATAN HARIAN. Jadi temanya kan sangat umum.

 Pilihan lainnya, mulai sekarang coba rancang bab demi bab yang temanya berdekatan

lalu cicil secara ngemil

 jadinya nantinya mudah jika dijadikan sebagai buku

24) menuangkan begitu saja, kemudian published apa bisa dilakukan terus menerus. ASpa tidak perlu mengoreksi bahasa (diksi, dan perangkat bahasanya? Jika bukan kita yang merawat bahasa kita, siapa lagi? lama-lama bahasa Indonesia bisa rusak dong. Bagaimana, Prof.? 

Menulis setiap hari bukan berarti tanpa editing. Ibu bisa simak penjelasan saya di atas. Aspek yang penting dari menulis itu adalah kemampuan mengeluarkan ide dan gagasan menjadi tulisan. Ini jangan dipagari dulu dengan teori ini dan itu. Berani dulu. Artinya, ini tahapan yang belum selesai. Nah, setelah tulisan jadi, baru diedit. Itu dua hal berbeda. Jika menulis itu diawali dari harus begini, harus begitu, maka jadinya kayak mahasiswa yang menulis skripsi itu. Takut salah. Takut ini itu. Jadinya ya nggak jadi-jadi. Bagaimana cara menghilangkan rasa takut, dan malas pada diri kita?  

25)  Bagaimana cara menghilangkan rasa takut, dan malas pada diri kita?  Awalnya dipaksa. Lawan ketakutan. Jika tidak dipaksa, tetap tidak akan bisa. Bangun komitmen menulis setiap hari. Jika mampu komitmen selama tiga bulan, nanti bisa menjadi tradisi. Selamat mencoba

26) bagaimana agar ketika menulis kegiatan sehari-hari atau peristiwa yang kita alami, bisa  lebih berwarna dan tidak membosankan saat dibaca. 

 Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa

27)  Kalau apa yang kita alami selalu dituliskan apalagi di posting di medsos misal blog, apa plus minusnya , ada kemungkinan menimbulkan komentar negatif juga (dikira sok eksis) bagaimana menyikapinya (SR)

Semua yang kita lakukan lalu kita unggah di media sosial itu pasti akan dinilai berbeda-beda. Tidak mungkin semua menilai plus. Sepanjang niat kita baik dan isinya juga baik, Insyaallah bermanfaat jika diunggah di media sosial.

28) Menulis hal-hal yang dialami dengan cara ngemil apakah berlaku juga bagi kisah perjalanan atau rekreasi?  Mengingat jika kita menuliskan kisah perjalanan saat beberapa waktu  sudah selesai melakukan perjalanan tersebut maka nuansa/greget cerita kita kurang terasa ?

Bukan tulisan yang panjang, tetapi  memang menulisnya secara ngemil di sela mengajar, menguji, review riset, dan banyak kegiatan lainnya.

Soal menarik atau tidak, greget atau tidak, ya itu memang kembali kepada kemauan kita untuk terus mengasahnya.



                              














Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melejitkan Prestasi dengan Menulis

Konversi KTI Menjadi Buku

Rencana Tuhan baik adanya