Indahnya Seni dan Diksi

 Resume                : Hari ke-18

Hari/tanggal          : Jumat/17 Februari 2023

Tema                     : Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber          : Maydearly

Moderator             : Widya Arema




Salam Literasi


Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis

Diksi dan Puisi dua kata yang tidak bisa terpisahkan. Dengan diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi pula membuat hati yang dingin menjadi menyala dalam suka cita. 


Senja Mengukir Cinta

Oleh: Maydearly


Deru angin dalam semilir

Mengukir ruang resah

Tentang senja paling gulita

Yang membawa rasa untuk dia.


 Untuk rembulan dalam temaram

Ku titipkan singasana cinta

Berceloteh tentang rindu

Yang bersembunyi dalam diam.


 Sunyi bertahta dalam gelap

Hampa riak suara, kelabu

Hanya menandu rindu

Dari cinta yang berselimut dingin.


Rasa cinta yang tetap terjaga

Bak bersanding dengan alam

Menjadi singgasana keabadian

Membumi dengan lubuk paling dalam.


 Untuk dia, ku jaga rasa

Memeluk rindu seabad

Ku sampaikan dalam maya

Agar terukir cerita paling menawan.



Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.




Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.



William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?

Sebab banyak keindahan  atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. 
Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.
Lantas, apakah begitu sulit kita dalam berdiksi?
Honestly I fell ashame membawakan materi tentang Diksi, karena saya bukan ahli sastra, lebih tepat hanya sebagai penyuka diksi


Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa.
Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah?
Saya merasa takut tulisan saya terdengar garing ketika dibaca.

 jurus apa yang harus kita pakai agar kita mampu menulis dengan segala keindahan
Libatkan 5 macam panca indera kita.
1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.
 Contoh:

Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi
2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
 
Contoh:
Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan
3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh:
Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.
4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh
Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan
5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 

Contoh
Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu
Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.
Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun.
Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim.
Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.




Did you know a true writes is someone that never feeling down. Seberapa sulit hal yang kita hadapi she's never give up. Ia sama sekali tak putus asa, selalu berusaha mencoba dan terus mencoba. 

Seberapa sulit ia menata perasaan nya, she's always create a good idea ia selalu menumbuhkan ide2 baru
Pertanyaan:
1.Bagaimana caranya kita untuk bisa membuat diksi yg indah dan bisa menyentuh kalbu?
2.Adakah kamus atau buku yang berisi diksi?
3.Bagaimana menyingkirkan keraguan kalau tulisan diksi kita ini pantas untuk di baca?
Jawab:
1. Cara membuat Diksi yang indah telah saya kemukakan di sesi materi, yaitu mencoba menulis dengan melibatkan kelima panca indera.

2. Kamus untuk Diksi maybe belum ada Bunda. Tapi ketika kita sering membaca tulisan dengan aroma diksi, kita akan piawai berdiksi.

3. Tulis saja, abaikan semua keraguan, lihat, rasakan, lakukan, tulis seindah jemari mampu mengubah isi hati.

Pertanyaan:
 Diksi dan Puisi ada pada tatanan akal pikiran?  Bukankah struktur manusia terdiri dari jasad, akal fikiran, fuad, luf dan ruh? Bagaimana cara agar bisa dengan mudah merenda kata sehingga siapapun yang membacanya menggetar dan terpincut hatinya menjadi gundah gulana
Jawab:
 Bagaimana Diksi itu bisa masuk dalam pelataran logika, karena logika adalah akal yang digerakan sebuah ruh. Tulisan adalah hasil karya dari sebuah jasad yang diperintah oleh otak, kemudian ia menapaki kalbu sebagai jejak untuk bersuara. 
Suara itu tak melulu tentang ucapan, pula sebuah tulisan dengan segala keindahannya.


Pertanyaan :
Apa ada tips yang ibu miliki yang kiranya dapat menambah diksi saya sebagai pemula dan apakh langkh awal untuk memulai sebuh puisi
Jawab:
Tips bagaimana cara mengembangkan Diksi adalah dengan memperbanyak muara baca. Semakin banyak bahasa yang kita sentuh, semakin kaya padanan kata/diksi yang bisa kita jumpai.

Pertanyaan :
Apa diksi hanya untuk puisi?
Jawab:
Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa, memaknai kata sebagai bentuk keindahan. Layaknya secangkir Teh, ada hangat yang perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan saling memahami.
Diksi adalah bagian dari Seni Bahasa, karena seni Bahasa itu meliputi menulis, dan berbicara.

Pertanyaan:
bagaimana mengolahnya agar 5 panca indera itu tergali? Krn terkadang merasakan saja tidak cukup. 
Jawab:
Bagaimana mengolah panca indera agar tergali? Panca indera itu melekat dalam jasad kita, kita tak perlu  perintahkan ia untuk memandu hati kita membuat sebuah tulisan yang indah. Tugas kita adalah menerima sinyal dari kelima panca indera tersebut yang kemudian kita bisa jabarkan dalam sebuah tulisan. Ketika kelima indera itu kita libatkan, maka tak ada tulisan yang biasa. 
Pepatah mengatakan menulislah dengan hati
Karena apa?
Karena hati mampu menerka indera kita dengan baik.

Pertanyaan:
Apakah diksi selalu harus yang mengandung arti kiasan?
Jawab:
Diksi tak melulu sebuah kiasan, karena ia adalah sebuah padanan kata. Dalam google kentara di sebut dengan sinonim bagaimana tulisan kita tergali dengan baik? Sesekali jangan menulis kata yang kerap orang jumpai. Carilah padanan atau sinonim dari kata yang kita tunjuk.




Pertanyaan:
1. Apakah puisi yang bagus itu yang sulit dipahami? Yang menjadikan kita mengernyitkan dahi dalam memahami?

2. Jika kita ingin mengungkapkan suatu rasa dan itu ternyata susah mencari diksi yang pas  manakah yang lebih penting : ungkapan rasa yang lebih tepat terungkap atau mencari dulu diksi yang serasi?
Jawab:
1. Puisi yang bagus itu bukan yang sulit difahami, tetapi memiliki pola arti dan tujuan. Setiap bait mengandung simpulan. Diksi hanyalah sebuah pemanis untuk mempercantik sebuah puisi.

2.Yang lebih penting adalah ungkapkan rasa yang lebih tepat. Karena rasa lahir dari hati ia tak pernah munafik, setelah rasa itu diutarakan, entah bahagia atau emosi ia akan lahir dalam diksi yang natural.

Pertanyaan:
Apakah ada contoh diksi indah dalam karya tulis ilmiah?
Jawab:
Jika yang kita tulis adalah karya ilmiah, tentu bahasa yang kita gunakan adalah bahasa Ilmiah. Bisa saja sebuah karya ilmiah itu memiliki Diksi yang indah apabila karya ilmiah itu menyadur sebuah tema Sastra.

Pertanyaan:
Bagaimanakah seharusnya sikap seorang penulis diksi ketika keadaan hati dan pikirannya sedang berkecamuk atau tidak baik-baik saja namun bisa tetap membuat tulisan/diksi yg bermakna n menyentuh hati??
Jawab:
Emosi adalah bahasa hati. Biarkan ia mengalir luruh agar sampai pada puncak nan elegan. 

Menulislah dengan hati yang jujur, karena tulisan yang dicampuri oleh hati, maka ia akan sampai pada hati pembaca.

Saya makin esmosi biasanya Diksinya makin banyak 😆😆😆
Makin baper, makin super. Makin Bucin tulisan makin micin (Nano-nano) karena saya selalu libatkan hati.

Pertanyaan:
1. Apakah pemilihan diksi harus disesuaikan dengan pembaca/pendengar?
2. Bagaimana teknik memilih diksi pada kata yang memiliki kemiripan arti?
Jawab:
1. Ketika kita menulis, maka kita adalah seorang subjek yang memberi informasi. Apa yang akan kita tulis itu yang akan dinikmati pembaca. Menulislah untuk didengarkan pembaca, bukan menulis sesuai keinginan pembaca. 

2. Tehnik memilih Diksi pada kata yang memiliki kemiripan arti? Saya kurang faham dengan pertanyaannya🙏

Diksi adalah padanan kata, ketika kita biasa menulis dengan bahasa sederhana, contoh 'mengucap' sesekali kita ganti dengan 'merapal'. Lebih aneh, lebih terkesan dan lebih membuat penasaran pembaca bukan?

1. Ketika kita menulis, maka kita adalah seorang subjek yang memberi informasi. Apa yang akan kita tulis itu yang akan dinikmati pembaca. Menulislah untuk didengarkan pembaca, bukan menulis sesuai keinginan pembaca. 

2. Tehnik memilih Diksi pada kata yang memiliki kemiripan arti? Saya kurang faham dengan pertanyaannya🙏

Diksi adalah padanan kata, ketika kita biasa menulis dengan bahasa sederhana, contoh 'mengucap' sesekali kita ganti dengan 'merapal'. Lebih aneh, lebih terkesan dan lebih membuat penasaran pembaca bukan?

Pertanyaan:
ketika sekelompok kata tiba-tiba muncul menjadi kalimat yg berhamburan keluar dari hati lewat pikiran dan tertoreh diatas kertas menjadi sebuah catatan, apakah perlu diksi khusus sbg label atas serangkaian kata yg muncrat mbak lumpur Lapindo ?
Jawab:
Ketika Diksi datang berjuntai mengalungi pikiran kita, maka kita hanya perlu menyusun rapi dengan apik. Agar tulisan kita menjadi epik nan menarik

Pertanyaan:


Malam semakin lelah dan bersiap menuju peraduan. 

Keharuman mimpi melambai mesra mengajak kita untuk segera menuju pelukan malam
Kita tidak akan faham takdir tulisan kita akan menghilir kemana, tapi dengan tetap terus menulis insyaallah tulisan kita akan sampai pada takdir yang indah. 
Menulis membuat kita bahagia... 
✍️Menulis membuat kita berbeda... 
✍️Menulis membuat kita   terkenang. 
✍️Menulis adalah obat paling mujarab untuk kita saat terluka. 
✍️Hanya dengan menulis membuat kita bisa menjadi diri kita sendiri.

Jadi sejatinya kita menulis bukan untuk dunia. Tapi..

KITA MENULIS UNTUK DIRI KITA SENDIRI.



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melejitkan Prestasi dengan Menulis

Konversi KTI Menjadi Buku

Rencana Tuhan baik adanya